(Sebuah oleh-oleh dari Asrama Paskibraka)
Dalam Paskibraka pembinaan dan pelatihannya sering di istilahkan seperti pisau bermata dua. Filosofi pisau bermata dua sangat dalam maknanya, dan harus terus menerus dikembangkan karena merupakan suatu bentuk pembinaan untuk pengembangan diri anggota Paskibraka. Yang dimaksud pisau bermata dua adalah pisau yang tajam dikedua sisinya dan dapat dipergunakan dengan kualitas yang sama baik.
Tajamnya pisau disatu sisi adalah mempersiapkan Paskibraka untuk melaksanakan tugas pengibaran Bendera Pusaka dalam puncak HUT Proklamasi Kemerderkaan Republik Indonesia, tetapi sisi tajam lainnya adalah pembentukan karakter (Character Building) bagi anggota Paskibraka.
Pembinaan Paskibraka hal yang paling utama adalah pembentukan karakter yang berjiwa merah putih, kenapa pembinaan karakter lebih diutamakan karena hal ini sesuai dengan syair lagu Indonesia Raya yaitu : "Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya". Dari urutan syair tersebut sangat jelas bahwa pembentukan karakter harus didahulukan, bukan pembentukan badan/phisik. Kalimat Bangunlah Jiwanya adalah pembangunan jiwa/karakter Paskibraka yaitu berjiwa merah putih, siap mengabdi dan berbakti bagi negara Indonesia. Bangunlah badannya adalah pengembangan diri secara personal setiap anggota Paskibraka dan tahap awal jangka pendeknya adalah bertugas sebagai Pengibar Duplikat Bendera Pusaka.
Dari pengertian tersebut maka dalam pembinaan dan pelatihan paskibraka harus selalu diarahkan untuk membentuk karakter. Saat latihan lapangan maka para pelatih dan pembina harus benar-benar memahami metode latihan yang diberikan, sehingga tujuan pembinaan karakter berjalan secara pararel dengan latihan baris berbaris dan tata upacara. Oleh sebab itu segala bentuk latihan yang tidak selaras harus dikaji ulang dan disinkronkan dengan program yang benar. Pelatihan Paskibraka yang diterapan salah didaerah-daerah dengan bumbu kekerasan yang lebih mengedepankan metode hukuman phisik seperti push up, squat jam, dan kekerasan lainnya, sudah saatnya dihapuskan. Apabila ada purna paskibarka yang masih melatih dengan metode kekerasan tersebut, maka layak dipertanyakan dan diragukan kualitas karakternya sebagai seorang purna Paskibraka. Latihan dengan bumbu kekerasan ini tidak sesuai dengan tujuan mulia pembinaan paskibraka yaitu membentuk karakter yang berjiwa merah putih. Kekerasan phisik hanya akan menimbulkan sakit hati dan dendam yang tidak berkesudahan dan tidak akan memberikan hasil yang baik.
Latihan Paskibraka memerlukan suatu sikap yang tegas. Ketegasan adalah sangat berbeda dengan kekerasan, karena dalam melatih seorang pelatih harus tegas dan tidak pilih kasih dalam memberikan pelatihan sesuai aturan yang berlaku, karena dengan ketegasan akan terbentuk suatu sikap disiplin pribadi dari setiap anak didik. Pelatih harus tegas untuk mengatakan mana yang benar dan mana yang salah sesuai aturan yang berlaku tetapi bukan aturan yang sesuai dengan pribadi pelatih melainkan peraturan yang baku. Dengan disiplin maka akan memudahkan dalam memberikan materi-materi lainnya, karena dalam sikap disiplin tersebut terkandung suatu sikap menghargai dan menghormati dari hati sanubari setiap anggota paskibraka. Disiplin waktu adalah suatu sikap untuk menghargai waktu dan orang lain yang harus ditemui. Sikap disiplin diri yang akan membawa kebaikan dan sikap profesional didalam berkarya dimasyarakat.
Dengan pembentukan karakter yang baik diharapkan akan muncul generasi muda yang mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi serta siap untuk memberikan dharma baktinya kepada ibu pertiwi. Sebagai calon-calon pemimpin di masa yang akan datang, maka anggota paskibraka harus mau untuk terus mengembangkan diri sehingga benar-benar memahami filosofi jiwa merah putih yang telah ditanamkan sejak menjadi anggota paskibraka. Dari anggota Paskibraka diharapkan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang berkarater, baik dari segi intelektual, integritas dan budi pekerti yang luhur sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Wassalam
(09)
SUMUR ZAM ZAM DAN FAKTA DI BALIKNYA
15 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar